Pengertian Pariwisata Definisi Jenis Promosi Wisatawan Menurut Para Ahli

Posted in Komunikasi on

Pengertian Pariwisata Definisi Jenis Promosi Wisatawan Menurut Para Ahli

Pengertian Pariwisata adalah - Istilah “pariwisata” konon untuk pertama kali digunakan oleh mendiang Presiden Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism.


Pada dasarnya kegiatan yang tidak mendatangkan wisatawan maka semua kegiatan itu dianggap gagal. Tanpa adanya wisatawan, semua kegiatan pembangunan dan pemugaran objek-objek kebudayaan, pembangunan hotel, persediaan angkutan, itu tidak memiliki makna kepariwisataan.

 

Definisi Pariwisata Menurut para Ahli

Menurut Institute of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) di tahun 1976 merumuskan : ”Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat- tempat tujuan tersebut: mencakup kegiatan untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ekskursi” (dalam Pendit, 1999 : 30).

 

A. J. Burkart dan S. Malik dalam bukunya yangb berjudul Tourism, Past, Present, and Future, berbunyi “Pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan merekaselama tinggal di tempat tujua itu” (dalam Soekadijo, 2000 : 3).

 

Sedangkan menurut Profesor Salah Wahab (dalam Yoeti, 1995 : 107), Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri (di luar negeri) meliputi pendiaman dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara atau suatu benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia bertempat tinggal.

 

Dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yang mau tidak mau harus ada dalam batasan suatu defenisi pariwisata. Faktor-faktor yang dimaksud menurut Yoeti, (1995 : 109) antara lain :

  1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu
  2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
  3. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi
  4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, beliau memberikan defenisi pariwisata sebagai berikut :

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau bisnis atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

 

Jenis Pariwisata

Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain (dalam Pendit, 1994 : 41) :

  1. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan  untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.
  2. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
  3. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
  4. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
  5. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang=orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindsutrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.
  6. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau pantai atau laut.
  7. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
  8. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

 

Promosi Pariwisata dan Wisatawan

Promosi merupakan kegiatan yang lebih banyak mencakup mendistribusikan promotion materials, seperti film, slides, advertisement, brochures, booklets, leaflets, folders, melalui bermacam-macam saluran (channel) seperti: TV, radio, majalah, bioskop, direct-mail baik pada “potential tourist”, yaitu sejumlah orang yang memenuhi syarat.

Promosi pariwisata

Syaratnya minimal untuk melakukan perjalanan pariwisata, karena memiliki banyak uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempuanyai waktu senggang untuk bepergian sebagai wisatawan maupun “actual tourist”, yaitu orang yang sedang melakukan perjalanan pariwisata ke suatu daerah tujuan tertentu; dengan tujuan mentransfer informasi dan mempengaruhi calon-calon wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Promosi pariwisata yang dimaksud di sini adalah kampanye dan propaganda kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program yang teratur dan secara kontinyu. Ke dalam, promosi ini ditujukan kepada masyarakat dalam negeri sendiri dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga industri pariwisata di negeri ini memperoleh dukungan.

 

 

Ke luar, promosi ini ditujukan kepada dunia luar dimana kampanye penerangan ini benar-benar mengandung berbagai fasilitas dan atraksi yang unik dan menarik yang dapat disajikan kepada sang wisatawan (dalam Pendit, 1999 : 23).

 

Adapun komunikasi dalam kegiatan promosi dapat dibagi dalam tiga bagian penting, yaitu:

  1. Harus ada komunikator yang bertindak sebagai sender
  2. Harus ada reciever yang akan menerima berita dari komunikator
  3. Harus ada alat untuk menyampaikan message berupa channel yang bertindak sebagai media saluran berita.

 

Komunikator atau sender tidak lain adalah produsen perusahaan-perusahaan industri pariwisata yang bekerjasama dengan tourist organization lainnya. Mereka inilah yang bertanggung jawab terhadap pemasaran produk yang dihasilkan industri pariwisata di daerahnya. Mereka harus tahu dan menyadari kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang menjadi pasarannya.

 

Selain itu, mereka juga harus merumuskan berita (messages) yang akan disampaikan kepada calon konsumen (reciever). Untuk itu pula perlu direncanakan pembuatan “promotional materials” yang baik agar kesan terhadap produk yang dihasilkan memenuhi keinginan “potential concumers” yang diharapkan akan membelinya atau mengunjungi suatu daerah tujuan.

 

Satu lagi yang peranannya adalah sangat menentukan juga yaitu penyalur (channel) yang diharapkan dapat menyampaikan message bagi potential consumers. Dengan dapat dipengaruhinya potential tourist ini diharapkan mereka menjadi actual tourist yang segera akan melakukan perjalanan pariwisata.

 

Promotion Instruments

Sejalan dengan uraian tersebut diatas juga kita mengenal “promotion intruments” yang paling banyak digunakan, antara lain (Yoeti, 1996 : 188) :

a. Advertising

Advertising merupakan cara yang tepat untuk memberikan hasil produk kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan advertising ini terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, tv, radio dan bioskop.

 

Tugasnya adalah untuk melancarkan pekerjaan channel yang ditunjuk (travel agent/tour operator) dan dapat memudahkan kegiatan personal selling pada masing-masing perantara.

 

Dalam kepariwisataan, selain advertising yang kita kenal melalui media massa, kita juga mengenal advertising lain yang peranannya besar untuk promosi kepariwisataan, yaitu :

 

Outdoor Travel Advertising

Advertising ini sifatnya sangat statis, dia hanya ditempatkan pada tempat-tempat yang dianggap strategis di sepanjang jalan, mulai dari airport, stasiun, terminal, shopping center. Dalam advertising ini digunakan kalimat-kalimat yang merupakan slogan yang mudah diingat, karena dibaca sepintas lalu.

 

Di sini Lambang/Brand atau merk perusahaan memegang peranan penting untuk ditempatkan pada poster-poster    atau    Billboard    Travel    Destination.     Adakalanya advertising ini dibuat dengan cat yang mengandung phosphor sehingga dapat kelihatan dengan jelas pada malam hari.

 

Point of Sale Advertising

Ini adalah suatu bentuk advertising yang pembuatannya disesuaikan dengan tempat di mana pesan advertising dimuat. Biasanya jenis advertising ini terbuat dari karton-karton yang dibentuk dengan bermacam cara, yang diletakkan di meja atau digantung dalam ruangan kantor, di jendela, atau berupa traveling bag, ball-point, map  atau untuk menyimpan travel documents.

 

b. Sales Support

Sales Support dapat diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan semua bentuk promotion materials yang direncanakan untuk diberikan pada umum atau travel trade yang khusus ditujukan sebagai perantara. Promotion materials dibuat secara lengkap dan mendetail semua informasi tentang transport, akomodasi, bar dan restoran, hiburan, atraksi dan souvenir shop.

 

Macam “sales support” yang terpenting, misalnya brosur-brosur, leaflets, wall-poster, dan dapat pula dengan jalan memberikan “point of sale advertising”. Semua promotion material ini dikirim secara periodik kepada intermediateries (perantara) seperti hotel representative, travel agent dan tour operator lainnya.

 

c. Public Relation

Dalam pengertian sehari-hari “public realtion” dikenal dengan arti hubungan masyarakat, yaitu suatu bagian atau seksi dalam suatu perusahaan atau organisasi yang tujuannya sebagai juru bicara bagi perusahaan dengan pihak lain yang memerlukan keterangan tentang segala sesuatu mengenai perusahaan, tentunya apa yang hendak diberitahukan tersebut haruslah atas sepengetahuan Dewan Direksi atau pimpinan yang ditunjuk sepanjang release yang diberikan dapat mengharumkan nama baik perusahaan tersebut.

 

Public relation tugasnya adalah memelihara hubungan dengan dunia luar perusahaan, memberi informasi yang diperlukan, mengusahakan agar ada kesan baik terhadap perusahaan sehingga mempunyai goodwill dalam masyarakat.

 

Fungsinya ialah memberikan release pada umumnya atau mereka yang memerlukan seperti wisatawan, petugas riset atau pihak kejaksaan maupun kepolisian.

 

Kegiatan dari public relation adakalanya membagi-bagikan berita-berita yang dianggap perlu diketahui orang banyak, adakalanya dengan, mengundang wartawan dan pejabat-pejabat tertentu untuk menjelaskan dan men clear-kan suatu persoalan, atau mengadakan konferensi pers.

 

Promosi Terbagi Menjadi 2 Bagian

Adapun promosi itu sendiri dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian, yaitu :

1) Promosi langsung

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang- orang yang akhirnya megeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan wisata: si calon wisatwan atau wisatawan potensial. Berhasil-tidaknya promosi kepariwisataan akan kelihatan dari banyaknya jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk pariwisata yang dipromosikan.

 

Untuk tujuan tersebut, makin besar daya tarik produk pariwisata makin baik. Untuk keperluan itu pada waktu-waktu tertentu yang tepat diadakan kegiatan promosi.

 

Cara-cara yang lazim digunakan untuk keperluan itu yang terpenting adalah sebagai berikut :

  1. Peragaan (display), misalnya ruma adat, pakaian tradisional, gambar-gambar. Dengan peragaan itu produk dan tempat penjualannya lebih mudah dapat dikenal oleh calon konsumen/wisatawan.
  2. Barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, tourism map, guide book, booklet, atau brochure) yang disebarkan ke pasar. Berbagai informasi dan imbauan dapat dicantumkan didalamnya.
  3. Pameran khusus dan event, berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukan kesenian dan sebagainya, yang dapat ditingkatkan menjadi pekan atau bulan pariwisata, yang dapat diadakan di daerah pasar maupun di daerah tujuan wisata sendiri.
  4. Pemberian rabat selama jangka waktu tertentu, biasanya diberikan selama waktu promosi
  5. Pemberian hadiah khusus selama waktu promosi kepada konsumen/wisatawan, misalnya tas perjalanan, karcis bebas untuk atraksi di daerah pariwisata, dan sebagainya.

 

2) Promosi tidak langsung (dealer promotion)

Promosi tidak langsung pertama-tama ditujukan kepada penyalur produk pariwisata, seperti biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agen perjalanan, organisasi-organisasi perjalanan, dan sebagainya.  Tujuan promosi kepada penyalur ialah :

Menarik perhatian mereka pada komponen-komponen produk pariwisata yang ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk menjualkannya dalam produk pariwisata yang mereka susun;
Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada konsumen/wisatawan.

Cara-cara yang banyak digunakan untuk keperluan tersebut antara lain :

  1. Pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan
  2. Publikasi dalam majalah-majalah profesi yang beredar di daerah perusahaan penyalur
  3. Kunjungan kepada perusahaan-perusahaan penyalur
  4. Pertemuan-pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi informasi
  5. Menyelenggarakan temu-karya (workshop)
  6. Mengundang wakil-wakil perusahaan penyalur untuk mengunjungi daerah tujuan wisata.

Promosi dengan cara-cara semacam itu yang cocok juga dapat dilakukan terhadap orang-orang yang berpengaruh atas pengambilan keputusan oleh wisatawan potensial untuk mengadakan perjalanan, seperti politisi, artis dan bermacam- macam tokoh umum nasioanal maupun internasional yang pernah mengunjungi suatu atraksi wisata.

 

Seringnya juga terdapat tokoh-tokoh yang menarik, seperti artis-artis terkenal dalam suatu derah pariwisata akan membuat daerah pariwisata yang bersangkutan menjadi lebih menarik.

 

Dari cara-cara promosi tersebut, jelaslah bahwa ada promosi yang diadakan di daerah pasar dan ada yang diadakan di daerah tujuan wisata.

 

Berhasil tidaknya promosi dapat diukur dari banyakna informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan wisatawan (Soekadijo, 1996:241-244). Semua klasifikasi pariwisata tersebut tidak akan ada tanpa adanya wisatawan, begitu pula semua kegiatan kepariwisataan dianggap gagal jika tidak dapat mendatangkan wisatawan.

 

Sebaliknya begitu ada wisatawan yang mengunjungi objek-objek pariwisata dan memanfaatkan jasa-jasa yang ada pada pariwisata, maka semua kegiatan itu mendapat arti kepariwisataan dan lahirlah berbagai jenis dan macam pariwisata.

 

Defenisi wisatawan menurut Norval (dalam Yoeti, 1995 : 112) adalah setiap orang yang datang dari suatu negara yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat.

 

Salah satu defenisi yang telah diterima oleh banyak negara ialah defenisi United Nations Convention Concerning Custom Facilities for Touring (dalam Soekadijo, 2000 : 16). Menurut defenisi itu yang disebut wisatawan adalah setiap orang yang datang di sebuah negara karena alasan yang sah, kecuali untuk berimigrasi, dan yang tinggal sedikit-dikitnya selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama.

 

Menurut Soekadijo (2000 : 16) wisatawan adalah pengunjung di negara yang dikunjunginya setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi :

  1. Mengisi waktu senggang atau untuk bersenang-senang, berlibur, untuk alasan kesehatan, studi, keluarga, dan sebagainya.
  2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.
  3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan, olahraga dan sebagainya)
  4. Dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), jika kalau ia tinggal kurang dari 24 jam.

 

Sedangkan dalam Instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 1969 Bab I Pasal I (dalam Soekadijo, 2000 : 17) tertulis bahwa wisatawan atau tourist adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu.

 

Daftar Pustaka Makalah Pariwisata

  1. Soekadijo. R. G. 2000, Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata Sebagai Sistematic Linkage, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
  2. Yoeti, Oka. A. 1995, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Angkasa.
  3. Pendit. S, Nyoman. 1999, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya Paramita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *