Pengertian Torso Definisi Sebagai Media Pembelajaran, Pengaruh Terhadap Hasil Belajar Biologi
Posted in Biologi on
Pengertian Torso adalah - Wittich dan Schuller (1957) menyatakan bahwa torso merupakan model biologi yang khusus digunakan dalam bidang kesehatan. Torso menggambarkan bagian-bagian tubuh manusia secara konkret. Bagian-bagian tubuh ini kemudian dipampang dalam kondisi dapat diamati langsung dan diberi warna yang menarik sesuai dengan kondisi tubuh manusia pada aslinya.
Wikipedia menyebutkan bahwa torso adalah model bagian tubuh manusia.
Torso adalah tiruan bagian-bagian tubuh manusia yang biasanya terbuat dari plastik yang diberi nomor/label disertai keterangan. Torso manusia adalah model untuk mempelajari morfologi dan anatomi manusia. Torso ini mempunyai bentuk dan warna alat-alat tubuh yang sesuai dengan yang sebenarnya dan terpasang tegak di atas sebuah alas dari papan. Setengah belahan tubuhnya tidak berkulit sehingga kelihatan otot dan pembuluh darah. Bagian depan badannya dapat dibuka sehingga kelihatan alat-alat tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung, lambung, hati, usus, dan ginjal. Bagian-bagian alat dalam tubuh juga dapat dilepaskan untuk melihat rongga tubuh ke arah punggung (ventral). Torso dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
Gambar Torso
Secara khusus torso dapat digambarkan sebagai berikut :
- Terdiri dari warna dan tekstur yang berperan penting menunjukkan bentuk-bentuk bagian tertentu pada anggota tubuh manusia.
- Memiliki bagian-bagian yang dapat dilepas dan digabungkan kembali. Hampir setiap bagian anggota tubuh yang terdapat pada torso dapat dilepas dan digabungkan kembali.
Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa torso merupakan suatu objek buatan tiga dimensi (model) yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, hati, pankreas, usus dan anus. Bagian-bagian tubuh ini kemudian dipampang dalam kondisi dapat diamati langsung, beberapa bagian dapat dilepas dan diberi warna yang menarik sesuai dengan kondisi tubuh manusia pada aslinya.
Pengaruh Torso Terhadap Hasil Belajar Biologi
Mata pelajaran Biologi adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains yang khusus mempelajari tentang segala hal yang berkaitan dengan kehidupan di permukaan bumi (Prawirohartono, 2004). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Siswa SMU Negeri se-Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan dan Pengawasan Hasil Studi diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar IPA siswa secara nasional dinilai masih rendah yaitu, pada Biologi, Fisika, Kimia. Rendahnya nilai yang diperoleh siswa ini disebabkan masih digunakannya sistem pendidikan tradisional maupun guru yang cenderung verbalisme dalam mengajar (Hartono, 2006).
Sudirman (dalam Darojatin, 2003) memaparkan bahwa sistem pendidikan tradisional menggunakan sumber pengajaran yang masih terbatas pada informasi yang diberikan oleh guru dan ditambah sedikit dari buku, sedangkan sumber yang lainnya belum mendapat perhatian sehingga aktifitas belajar siswa kurang berkembang. Penyebab lainnya yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa adalah kecenderungan ‘verbalisme’ saat guru mengajar biologi.
Verbalisme di sini maksudnya adalah bahwa para pengajar cenderung hanya menggunakan tulisan dan lisan saat mengajar dan kurang memperhatikan aspek nonverbal seperti adanya alat peraga. Semakin banyak verbalisme dalam proses belajar mengajar, maka semakin abstrak juga pemahaman yang diterima (Ikhsan, 2006). Akibatnya siswa sulit memahami konsep IPA yang telah dipelajari melalui metode ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal. Pada gilirannya motivasi dan hasil belajar siswa juga menurun karena mereka merasa tidak mendapatkan manfaat dari apa yang dipelajari. Untuk itulah maka dibutuhkan adanya penggunaan suatu teknologi tertentu dalam membantu proses belajar siswa. Teknologi yang khusus digunakan dalam bidang pendidikan dan pengajaran dinamakan teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan merupakan suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam sumber-sumber (Miarso, 2004). Sumber belajar dalam teknologi pendidikan yaitu pesan, orang, teknik, dan media. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sementara peralatan adalah perangkat keras (hardware) sebagai sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung dalam media (Balfas, 2007).
Pemanfaatan media dan teknologi pembelajaran dapat memberi kontribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa jika guru mempertimbangkan beberapa faktor pemilihan media (Furqan, 2003). Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan (Sukamto, 2006). Oleh karena itulah maka keberadaan media pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang tugas-tugas guru guna memotivasi dan meningkatkan pemahaman siswa. Sehingga dengan adanya peningkatan motivasi dan pemahaman, siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik lagi (Bahtiar, 2004).
Pengklasifikasian media berdasarkan ciri-ciri tertentu dikenal dengan sebutan taksonomi media pembelajaran.. Dalam taksonomi media pembelajaran yang dikemukakan oleh Haney dan Ullmer (dalam Miarso, 2004), terdapat tiga jenis media pembelajaran, yaitu media penyaji, media objek dan media interaktif. Media objek merupakan benda tiga dimensi yang mengandung informasi, yang dapat diketahui melalui ciri fisiknya seperti ukuran, berat, bentuk, susunan, warna, fungsi, dan sebagainya.
Media objek meliputi dua kelompok, yaitu objek yang sebenarnya dan objek pengganti. Media objek pengganti adalah benda-benda yang dibuat untuk mewakili atau menggantikan “benda-benda yang sebenarnya”. Objek pengganti banyak dikenal dengan nama replika, model, dan benda tiruan. Model merupakan sebuah reproduksi yang kelihatannya sama tetapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu dan seringkali mempunyai bagian-bagian tertentu.
Menurut Madjid (2006), model yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weiderman (dalam Madjid, 2006) mengemukakan bahwa dengan melihat dan menyentuh benda yang menyerupai aslinya, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya. Oleh karena itu maka dinilai perlu memanfaatkan media pembelajaran tertentu yang sesuai dan mampu menunjang pembelajaran, salah satunya dalam mata pelajaran biologi. Materi Biologi yang menggunakan media objek ini harus disesuaikan.
Apabila ingin mempelajari materi yang berhubungan dengan sistem pencernaan manusia maka dibutuhkan media objek yang mampu memaparkan organ-organ pencernaan tubuh manusia yang dapat diamati secara konkret. Contoh media belajar yang mampu memaparkan bagian-bagian tubuh manusia secara konkret dan dapat diamati langsung adalah torso. Adanya bagian-bagian tubuh manusia yang konkrit dan dapat diamati akan membuat siswa lebih mudah mengingat segala materi yang diajarkan. Efek penggunaan media pembelajaran model ini dapat diketahui melalui penilaian yang dapat menunjukkan sejauh mana suatu tujuan telah tercapai.
Penilaian memainkan fungsi dan peranannya dalam menetapkan apakah tujuan pembelajaran telah dapat diapai atau belum. Penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan (Shabri, 2005). Dalam penilaian hasil belajar, sarana yang digunakan berupa tes.
Tes pada umumnya digunakan untuk untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Walaupun demikian, tes dapat dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar di bidang afektif dan psikomotorik (Sudjana, 2005).
Daftar Pustaka Makalah Torso
- Hartono, H. S. (2006). Prestasi belajar IPA siswa SMU Negeri (hasil pemeriksaan dan pengawasan). [on-line]. http://prestasi belajar ipa siswa smu negeri.htm. Tanggal akses 19 Mei 2007.
- Darojatin, I. (2003). Perbedaan penggunaan media pembelajaran materi pembelahan mitosis-miosis terhadap prestasi belajar siswa SLTP Negeri 3 Batu. [on-line]. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-idhadaroja-1028 Tanggal akses 20 Mei 2007.
- Bahtiar. (2004). Gaya Bahtiar mengajar Kimia. [on-line]. http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1106067346. Tanggal akses 19 Mei 2007.
- Madjid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran. Edisi ke-2. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- Shabri, H. A. (2005). Strategi belajar mengajar micro teaching. Jakarta: Quantum Teaching.
- Miarso, Y. (2004). Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
- Furqan, M. (2007). Media pembelajaran. [on-line]. http://www.waspada.co.id/serba_serbi/pendidikan/artikel.php?article_id=6 0902. Tanggal akses 7 Mei 2007.
- Sukamto. (2006). Kreatifitas pemanfaatan media pembelajaran. [on-line]. http://mbeproject.net/mbe137.html. Tanggal akses 20 Mei 2007.
- Balfas, S. (2006). Mengembangkan SDM dengan teknologi pendidikan. [on-line]. http://www.pikiran-rakyat.com.htm. Tanggal akses 21 Januari 2007.
- Wittich & Schuller. (1957). Audio-visual materials. 2nd edition. New York: Harper & Brothers.
Leave a Reply