Pengertian Ginjal Anatomi Fungsi, Gambaran, Histologis

Posted in Biologi on

Pengertian Ginjal Anatomi Fungsi, Gambaran, Histologis

Pengertian Ginjal adalah organ utama untuk membuang produk sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Produk ini meliputi: urea (dari metabolisme asam amino), kreatinin (dari kreatin otot), asam urat (dari asam nukleat), produk akhir dari pemecahan hemoglobin (bilirubin) dan metabolit dari berbagai hormon. Ginjal juga membuang toksin dan zat asing lainnya yang diproduksi oleh tubuh dan pencernaan seperti pestisida, obat-obatan dan makanan tambahan (Guyton & Hall, 2007). Fungsi utama ginjal adalah menyingkirkan buangan metabolisme normal, mengekskresi xenobiotik dan metabolitnya dan fungsi non ekskretori. Urin adalah jalur utama ekskresi toksikan sehingga ginjal mempunyai volume aliran darah yang tinggi, mengkonsentrasikan toksikan pada filtrat, membawa toksikan melalui sel tubulus (Lu, 1994).

Apa Itu Anatomi Ginjal

Ginjal (ren, nefros) merupakan bagian dari systema urinarium yang terletak di dalam ruang retroperitoneum pada dinding belakang abdomen, di kedua sisi columna vertebralis. Ginjal kanan dan kiri berbentuk seperti kacang dengan bagian atas terlindung oleh skeleton thoracis. Ginjal mempunyai facies anterior, margo medialis dan margo lateralis, serta polus seperior dan polus inferior. Margo lateralis berbentuk cembung, sedangkan margo medialis cekung pada daerah yang disebut hilum renale. Pada hilum renale didapatkan celah yang masuk ke dalam ginjal yang disebut sinus renalis dengan kedalaman sekitar dua setengah sentimeter.

Sinus renalis berisi pelvis renalis, calices, pembuluh darah, serabut saraf, dan sedikit jaringan lemak. Pembuluh darah dan ureter akan masuk atau keluar ginjal melalui hilum renale. Pada manusia, terdapat medula ginjal terdiri atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau piramid, yaitu piramid medula. Dasar dari setiap piramid medula, terjulur berkas-berkas tubulus yang paralel, yaitu berkas medula, yang menyusup ke dalam korteks (Wibowo & Widjaja, 2009).

 

Gambaran Histologis Ginjal

Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron (Yn.nephros,ginjal), setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar, korpuskulus renal, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan tebal ansa (lengkung) Henle, dan tubulus kontortus distal, tubulus dan duktus koligens, yang asal embriologisnya berbeda dari nefron, menampung urin yang dihasilkan oleh nefron dan menghantarnya ke pelvis renis. Nefron dan duktus koligens merupakan tubulus uriniferus, yang dapat dipandang sebagai satuan fungsional ginjal (Junqueire & Carneiro, 1995).

BACA JUGA :   Pengertian Vitamin C Fungsi, Penemuan, Sifat dan Metabolisme

Korpuskulus renal berdiameter 200µm dan terdiri atas seberkas kapiler yaitu glomerulus, dikelilingi oleh kapsula epitel berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman. Lapisan luar membentuk batas luar korpuskulus renal disebut lamina parietalis yang terdiri atas epitel selapis gepeng dan lamina basalis dan selapis tipis serat retikulin. Lapisan dalam (lamina visceralis) meliputi kapiler glomerulus yang terdiri dari sel-sel podosit (Bernike, 2008).

Tubulus kontortus proksimal selalu membentuk lengkung yang besar menghadap ke permukaan kapsula ginjal. Tubulus ini berakhir sebagai saluran yang lurus dan melanjutkan diri dengan ansa henle. Sel-sel tubulus proksimal bersifat eosinofilik dengan batas sikat dan garis-garis basal. Batas sel tidak jelas karena sistem interdigitasi yang rumit dari sisi-sisi membran plasma lateral sel. Pada tubulus kontortus proksimal terdapat 6 sampai 12 sel, tetapi yang tampak hanya 4 sampai 5 inti (Tambajong, 1995).

Struktur Ginjal dan Histologis Ginjal

Pengertian Ginjal Anatomi Fungsi, Gambaran, HistologisGambar. Struktur Ginjal dan Histologis Ginjal

Lengkung Henle adalah struktur berbentuk U terdiri atas ruas tebal descenden dengan struktur yang sangat mirip tubulus kontortus proksimal, ruas tipis descenden, ruas tipis ascenden, dan ruas tebal ascenden, yang strukturnya sangat mirip dengan tubulus kontortus distal. Lebih kurang sepertujuh dari semua nefron terletak dekat batas korteks- medula yang disebut nefron jukstamedula. Nefron lainnya disebut nefron kortikal. Semua nefron turut serta dalam proses filtrasi, absorpsi dan sekresi. Ruas ascenden lengkung Henle yang menerobos korteks, struktur histologisnya tetap terpelihara tetapi menjadi berkelok-kelok dan disebut tubulus kontortus distal, yaitu bagian terakhir nefron yang dilapisi oleh epitel selapis kuboid (Bernike, 2008).

Potongan histologis tubulus kontortus proksimal dan distal, terdapat dalam korteks dan mempunyai epitel kubis. Perbedaan antara keduanya didasarkan pada sifat-sifat berikut: sel-sel tubulus proksimal lebih besar, mempunyai brush border, dan lebih asidofil karena banyak mengandung mitokondria. Lumen tubulus distal lebih besar, dan karena sel-sel tubulus distal lebih pendek dan lebih kecil dari pada sel-sel tubulus proksimal, pada potongan yang sama dinding tubulus distal terlihat lebih banyak sel dan lebih banyak inti. Sel-sel tubulus distal kurang asidofil dari pada sel-sel tubulus proksimal, dan tidak menunjukkan brush border atau mikrovili yang banyak (Junqueira & Carneiro, 1991).

BACA JUGA :   Pengertian Metode Kromatografi Definisi Kertas Kolom, Gas, dan Lapis Tipis

Setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Pelvis ginjal mengalirkan urin dan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih (Sloane, 2003).

Fungsi Ginjal

Menurut Syaifuddin (2000), ginjal mempunyai fungsi yang paling penting dalam tubuh yaitu menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan tubuh. Ginjal membuang zat yang tidak diinginkan oleh tubuh dengan filtrasi darah dan mensekresinya dalam urin, sedangkan zat yang dibutuhkan tubuh akan kembali ke dalam darah. Fisiologi ginjal sebagai berikut:

  1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urin (kemih) yang encer dalam jumlah besar.
  2. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit).
  3. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan. Campuran makanan (mixed diet) menghasilkan urin yang bersifat asam. pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolisme protein. Ekskresi sisa-sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin), zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
  4. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting dalam mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) dan membentuk enitropoiesis yang mempunyai peranan penting dalam sel darah merah (eritropoiesis).

Kerusakan pada tubulus dapat terjadi pada sel-sel epitel, antara lain mengalami degenerasi dan atrofi sehingga lumen melebar dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian nefron. Pemberian senyawa tertentu yang bersifat toksik akan memberikan beban berlebih terhadap kerja ginjal. Hal ini sangat mungkin akan menimbulkan efek samping yang tidak di inginkan (Gani & Munir, 1992).

BACA JUGA :   Bunga Telang : Si Cantik Dengan Ragam Manfaat

 

Daftar Pustaka Makalah Ginjal

  1. Gani, Y dan Munir, W. 1992. Pengaruh tamoxifen terhadap struktur ginjal dan hipofisa mencit (Mus Musculus). Jurnal Matematika dan Pengetahuan Alam 2(1):50.
  2. Syaifuddin. 2000. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Widya Medika: hlm. 218-219.
  3. Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  4. Junqueira, L, C & Carneiro, J. 1991. Histologi Dasar Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  5. Bernike, 2008. Pengaruh Proteksi Vitamin C Terdadap Kadar Ureum, Kreatinin Dan Gambaran Histopatologis Ginjal Mencit Yang Dipapar Plumbum. Tesis. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
  6. Tambajong, J. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG: hlm. 163.
  7. Wibowo, D.S & Widjaja, P. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Graha: hlm. 42.
  8. Lu, F. C. 1994. Toksikologi Dasar. Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi Kedua. Jakarta: UI Press.
  9. Guyton, A. C & Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *